TEKS

SELAMAT DATANG DAN JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU & KOMENTAR YA.....

Tuesday, October 26, 2010

Biografi AL-Farabi

Oleh : Asma’ul & Atik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Filsafat itu menyelidiki ,membahas, serta memikirkan seluruh alam kenyataan dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain jadi ia memandang satu kesatuan yang belum di pecah-pecah serta pembahasan secara keseluruhan, sedangkan ilmu lain itu hanya menyelidiki sebagian saja dari alam maujud ini.

Ketika mempelajari filsafat islam kita juga akan mempelajari beberapa tokoh filosof muslim beserta pemikiranya.

Dalam makalah ini kita akan membahas salah satu dari filosof muslim yakni Al- Farabi beserta karya-karyanya dan cara berfilsafatnya.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana biografi al- farabi ?

b. Apa saja di antara karya-karyanya al- farabi ?

c. Bagaimana metafisika al- farabi ?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui biografi al- farabi

b. Ntuk mengetahui metafisika al- farabi

c. Untuk mengetahui filsafat kenabian al- farabi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi

Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalaqoh dikalangan orang-orang latin abad tengah, Al- Farabi lebih dikenal dengan Abu Nashr, ia lahir di wasij, distrik farab ( sekarang dikenal dengan kota attar )ayahnya seorang jendral berkebangsaan persia dan ibunya berkebangsaan turki.

Pada waktu mudanya, Al- Farabi pernah belajar bahasa dan satra di bagdad kepada abu bakar Al- Saraj serta logika dan filsafat kepada Abu Bisyar Mattitus ibn Yunus Al- Daulah Al- Hamdan pada tahun 330 H (945 M ), ia pindah kedamaskus dan berkenalan dengan Saif Hamdani, dan sultan ini memberi kedudukan pada al- farabi sebagai seorang ulama istana, tapi Al- Farabi lebih memilih hidup sederhana( zuhud )dan tidak tertarik dengan kemewahan dan kekayaan, pada bulan desember 950 M, al- farabi meninggal di damaskus dalam usia 80 thn.

Al- Farabi yang di kenal sebagai filsof islam terbesar memiliki keahlian dalam bidang keilmuan dan memandang filsafat secara utuh dan menyeluruh serta mengupasnya dengan sempurna, sehingga filsuf yang datang sesudahnya seperti ibnu Sina dan ibn Rusyd banyak mengambil dan mengupas sistem filsafatnya.

B. Karya-karya

Karya-karya al-farabi di antaranya :

a. Syuruh risalah zaimun al- kabir al- yunani

b. Al- ta’liqot

c. Risalah fima yajibu ma’rifat qobla ta’alumi al- filsafat

d. Kitab Tahshil Al- Sa’adah,dll

C. Filsafatnya

a. Metafisika

Adapun masalah ketuhanan Al- Farabi menggunakan pemikiran Aristoteles dan Neo- Platonisme yakni al- wujud al- awal sebagai sebab pertama segala yang ada, konsep ini tidak bertentangan dengan keesaan dalam ajaran islam. dalam pembuktian adanya tuhan al- farabi mengemukakan dalil wajib al- wujud dan mumkin al- wujud. Menurutnya saegala yang ada ini hanya dua kemungkinan dan tidak ada alternatif yang ke-3.

wajib al- wujud adalah wujudnya tidak boleh tidak ada, ada dengan sendirinya, esensi dan wujudnya adalah sama dan satu, ia adalah yang sempurna selamanya dan tidak didahului oleh tiada. Jika wujud ini tidak ada maka akan timbul kemustahilan, karena wujud lain untuk adanya tergantung kepadanya inilah yang disebut tuhan.

Sedangkan mumkin al- wujud adalah sesuatu yang sama antara wujud dan tidaknya mumkin adalah wujud tidak akan berubah menjadi wujud aktual tanpa adanya wujud yang menguatkan dan yang menguatkan itu bukan dirinya tapi wajib al wujud, walaupun demikian mustahil terjadi daur dan tasalsul (processus in infinitum) karena rentetan sebab akibat itu akan berakhir pada wajib al- wujud.

Tentang sifat tuhan Al- Farabi sejalan dengan paham mu’tazilah yakni sifat tuhan tidak berbeda dengan subtansi-Nya,orang boleh saja menyebut asma Al-Husna sebanyak yang dia ketahui, tapi nama tersebut tidak menunjukkan adanya bagian-bagian pada dzat tuhan atau sifat-sifat yang berbeda dari dzat-Nya. bagi Al- Farabi, tuhan adalah ‘aql murni ia esa adanya dan yang menjadi obyek pemikiran-Nya hanya subtansi-Nya saja.ia tidak memerlukan sesuatu yang lain untuk memikirkan subtansi-Nya, jadi tuhan adalah ‘aql, aqil, dan ma’qul.tuhan juga maha tahu, jadi tuhan adalah mengetahui dan subtansi yang diketahui (ilm,’alim,dan ma’lum).

Tentang ilmu tuhan pemikiran Al- Farabi terpengaruh oleh aristoteles dengan mengatakan bahwa tuhan tidak mengetahui dan memikirkan alam, pemikiran ini dikembangkan oleh Al- Farabi dengan mengatakan bahwa tuhan tidak mengetahui byang juziyyah maksudnya pengetahuan Tuhan tentang yang rinci tidak sama dengan pengetahuan manusia, tuhan sebagai aql hanya dapat menangkap yang universal, sedangkan untuk mengetahui yang juz’i hanya dapat di tangkap dengan panca indra, karena itu pengetahuannya tentang juz’i tidak secara langsung, melainkan ia sebagai sebab bagi yang juz’i. Tentang penciptaan alam Al- Farabi mengatakan bahwa tuhan menciptakan sesuatu dari bahan yang sudah ada secara pancaran tuhan menciptakan alam semenjak azali engan materi alam berasal dari energi yang qodim sedangkan susunan materi yang menjadi alam baru, karena itu, menurut filsuf kun tuhan yang termaktub dalam al qur’an di tunjukan kepada syai’ bukan kepada la syai’

b. Kenabian

Adapun teori kenabian yang diajukan Al- Farabi di motivisir pemikiran filosifis pada masalnya ia mengingkari eksistensi kenabian oleh Ahmad ibn Ishaq Al- Rowandi yang berkebangsaan yahudi dan abu bakar muhammad ibn zakaria al- Rozi menurut mereka para filsuf berkemampuan untuk mengadakan komunikasi dengan aql fa’al, Menurut Al- Farabi, manusia dapat berhubungan dengan aql fa’al melalui 2 cara, yakni penalaran atau renungan pemikiran dan imaginasi atau intvisi (ilham), cara pertama hanya dapat dilakukan oleh pribadi –pribadi pilihan yang dapat menembus alam materi untuk dapat mencapai cahaya ketuhanan, sedangkan dengan cara ke dua hanya dapat dilakukan oleh para nabi.perbedaan antara kedua cara tersebut hanya pada tingkatanya dan tidak mengenai esensinya.

Ciri khas seorang nabi bagi Al- Farabi adalah yang mempunyai daya imaginasi yang kuat dimana obyek indrawi dari luar tidak dapat mempengaruhinya, ketika ia berhubungan dengan aql fa’al ia dapat menerima isi dan kebenaran, kebenaran dalam bentuk wahyu. Wahyu adalah limpahan dari tuhan melalui aql fa’al yang dalam penjelasan Al- Farabi adalah malaikat jibril. dapatnya nabi berhubungan langsung dengan ‘aql fa’al (yang dalam penjelasan Al- Farabi adalah jibril)tanpa latihan, karena Allah menganugrahinya akal yang mempunyai kekuatan suci dengan daya tangkap yang luar biasa yang diberi nama hads. Sedangkan filsuf dapat berhubungan dengan tuhan melalui akal mustafad (perolehan) yang telah terlatih dan kuat daya tangkapnya sehingga dapat menangkap hal-hal yang bersifat abstrak murni dari akal. Dengan demikian dapat dikatakan filsuf tidak sejajar tingkatannya dengan nabi.

Karena nabi dan filsuf sama-sama dapat berhudungan dengan akal 10(malaikat jibril), maka antara wahyu dan filsafat tidak dapat bertentangan. Adapun mu’jizat sebagai bukti kebenaran, menurut Al- Farabi, dapat saja terjadi dan tidak bertentangan dengan hukum alam, karena sumber hukum alam dan mu’jizat sama-sama berasal dari akal 10.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nama lengkap Al- Farabi adalah Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh, lahir di wasij, distrik Farab.(sekarang di kenal dengan kota atrar) turkistan ayahnya berkebangsaan persia dan ibunya berkebangsaan turki

2. Diantara karya-karya al- farabi adalah syuruh risalah zainun al- kabir al- yunani, al- ta’liqot, risalah fima yajibu ma’rifat qobla ta’alumi al falsafah.

3. Masalah ketuhanan Al- Farabi menggunakan pemikiran aristoteles dan neo- platonisme yakni al- maujud al- awwal dengan mengemukakan dalil waib al- wujud dan mumkin al-wujud.

4.

* tentang sifat tuhan Al- Farabi sejalan dengan paham mu’tazilah yakni sifat tuhan tidak berbeda dengan subtansi-Nya.

* Tentang ilmu tuhan , pemikiran Al- Farabi terpengaruh oleh aristoteles yang mengatakan bahwa tuhan tidak mengetahui dan memikirkan alam kemudian dikembangkan oleh Al- Farab

5. Ciri khas seorang nabi menurut Al-Farabi adalah mempunyai dengan imaginasi yang kuat yang mana obyek indrawi dari luar tidak dapat mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nasution Hasyim Syah, M.A. 1998. Filsafat Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama.

1 comment: